1

sebab informasi adalah hak asasi...

Selasa, 10 Mei 2011

Inovasi Terbaru : PC Khusus untuk Tuna Netra

Selama ini orang orang penyandang tuna netra mengalami banyak kesulitan ketika menggunakan komputer PC kosvensional. Walaupun sistem operasi yang digunakan telah dilengkapi dengan fasilitas bantuan untuk tunanetra seperti fasilitas Narrator pada Microsoft Windows, namun tetap saja banyak keterbatasan karena penyandang tunanetra tidak bisa melihat tampilan visual.

Disain terbaru dari Siafu PC memberikan kesempatan kepaca penyandang tunanetra untuk merasakan pengalaman yang lain dalam menggunakan komputer.
Alat ini benar-benar mengubah cara orang tunanetra berinteraksi dengan komputer, yaitu melalui sentuhan secara langsung.

Permukaan Siafu menggunakan menggunakan bahan khusus yang disebut magneclay. Permukaan bahan ini dapat berubah menjadi bentuk tertentu. Artinya bahwa permukaan bahan ini dapat menampilkan bentuk huruf braille sebagaimana buku yang digunakan orang tunanetra pada umumnya. Siafu juga dapat menampilkan bentuk relief 3 dimensi,sehingga penyandang tunanetra dapat merasakan tampilan grafis komputer untuk pertama kalinya.


Produk ini menjadikan penggunanya dapat membaca text satu halaman penuh sebagaimana mereka membaca buku dengan huruf braille.

Fasilitas onscreen relief memungkinkan penggunanya menikmati dunia internet dan menjelajahi website dengan cara sentuhan, klik, drag elemen grafis, link, dna tanda panah pada tampilan halaman web. Siafu juga dapat mengkonversi semua tampilan teks ke dalam huruf braille, sihingga pengguna dapat membaca apapun yang tampil di layar secara langsung.

Sumber : Total Innovation
Selengkapnya...

Minggu, 08 Mei 2011

Ini Dia Hacker Terpopuler Sepanjang Masa

Selain pengguna internet biasa, dunia maya juga dipenuhi oleh mereka yang disebut sebagai hacker yang disebut cracker atau black hat hacker. Kegemaran mereka adalah mengeksploitasi sistem komputer dan melakukan apa yang disebut sebagai cybercrime.

Sebagian dari mereka melakukannya demi kesenangan dan memenuhi rasa penasaran semata, sementara sebagian lainnya melakukannya demi mencari keuntungan pribadi. Berikut ini adalah beberapa ‘black hack’ hacker terpopuler di komunitasnya.

Jonathan James
Nama James mendadak beken karena ia merupakan orang pertama yang dijebloskan ke pengadilan gara-gara hacking. Ketika dikurung, ia baru berusia 16 tahun.

Dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV swasta di Amerika Serikat, ia menyebutkan, “Saya hanya bermain dan melihat-lihat,” ucap James, seperti dikutip dari ITSecurity, 16 November 2010. “Yang menarik buat saya adalah tantangan apa yang bisa saya dapatkan kalau berhasil,” ucapnya.

Yang jadi target James adalah organisasi kelas atas. Sebagai contoh, ia memasang backdoor di server Defense Threat Reduction Agency (DTRA). Organisasi itu merupakan salah satu unit di Departemen Pertahanan AS yang bertugas mengurangi ancaman terhadap AS dan sekutunya dari senjata konvensional, senjata khusus, biologis, kimia, hingga nuklir.

Backdoor yang dibuat oleh James memungkinkannya melihat email sensitif dan mengambil data username dan password karyawan.

James juga berhasil masuk ke komputer-komputer NASA dan mencuri software yang secara total bernilai sebesar US$1,7 juta atau sekitar Rp15 miliar.

Menurut Departemen Kehakiman, software yang dicuri adalah software pendukung lingkungan fisik International Space Station yang mengontrol temperatur dan kelembaban di tempat tinggal astronot di ruang angkasa tersebut.

Akibatnya, NASA terpaksa mematikan sistem komputer mereka dan mengalami kerugian hingga sebesar US$41 ribu atau Rp366 juta. Menurut James, ia mendownload kode software itu untuk mendukungnya dalam mempelajari bahasa pemrograman C.
“Kode itu sendiri jelek, tidak pantas dinilai sebesar US$1,7 juta seperti yang diklaim NASA,” ucap James.

Melihat kejahatan yang dilakukan, kalau saja James atau yang dikenal dengan nama c0mrade di dunia maya itu sudah berusia dewasa, ia pasti akan mendapat hukuman setidaknya 10 tahun penjara. Berhubung masih di bawah umur, ia hanya dihukum dilarang menggunakan komputer dan menjadi tahanan rumah selama enam bulan dengan percobaan. Akan tetapi, berhubung ia melanggar hukuman, ia dipenjara selama 6 bulan.

Saat ini, James mengaku sudah insaf, tidak akan melakukan kejahatan serupa dan berencana untuk mendirikan perusahaan keamanan.

Adrian Lamo
Lamo populer karena ia berhasil menyusup ke New York Times dan Microsoft. Dijuluki ‘hacker tunawisma’ karena ia menggunakan komputer di tempat umum seperti kedai kopi dan perpustakaan untuk melancarkan serangannya.

Penyusupan yang dilakukan Lamo umumnya merupakan percobaan penetrasi lewat celah keamanan yang ia temukan, mengeksploitasinya, kemudian mengabarkan perusahaan yang ia susupi seputar celah yang ada. Ia juga sempat menyusup ke Yahoo, Bank of America, Citigroup, dan Cingular.

Jika white hacker disewa perusahaan untuk melakukan uji coba penetrasi, itu merupakan hal yang legal. Akan tetapi, yang dilakukan Lamo tidak. Saat ia masuk ke intranet New York Times, ia melihat informasi pribadi kontributor, termasuk nomor Social Security. Lamo juga masuk ke akun LexisNexis milik surat kabar tersebut dan mencuri informasi rahasia.

Akibatnya, ia dikenai denda sebesar US$65 ribu, tahanan rumah selama 6 bulan dengan masa percobaan dua tahun. Setelah masa hukumannya berakhir, ia bekerja sebagai jurnalis dan pembicara di berbagai event.

Kevin Mitnick
Mitnick dikenal saat ia dicari-cari oleh pihak berwajib. Tindak-tanduknya dipublikasikan besar-besaran di media massa meski kejahatan yang ia lakukan sebenarnya tidak terlalu signifikan.

Meski begitu, Departemen Kehakiman menyatakan bahwa Mitnick merupakan: “The most wanted computer criminal in United States history.” Bahkan eksploitasi yang dilakukannya diangkat ke dalam dua film yakni Freedom Downtime dan Takedwon.

Mitnick punya sejumlah pengalaman hacking sebelum melakukan kejahatan yang membuatnya populer. Ia memulainya dengan menyusup ke jaringan kartu transportasi massa di Los Angeles untuk mendapatkan tumpangan bus gratis.

Setelah itu, ia mencurangi billing telepon. Meski melakukan kejahatan lain, Mitnick akhirnya ditangkap karena menerobos jaringan komputer Digital Equipment Corporation dan mencuri software.

Kelakuan Mitnick makin parah setelah ia melakukan hacking dari seantero negeri selama dua setangah tahun. Dalam artikel bertajuk ‘hacker komputer legendaris yang keluar dari penjara’ di CNN, disebutkan bahwa Mitnick sering masuk ke jaringan komputer, mencuri rahasia perusahaan, mengacaukan jaringan telepon dan masuk ke sistem peringatan dini negara.

Kini Mitnick telah meninggalkan masa lalunya sebagai black hat hacker dan menjadi anggota aktif di komunitas. Sempat dibui selama 5 tahun, dengan 8 bulan di antaranya dikurung di sel terkucil, Mitnick sekarang bekerja sebagai konsultan keamanan komputer, penulis dan juga pembicara.

courtesy : VIVAnews.com
Selengkapnya...

Gary Thuerk, Bapak Spam Dunia

Gary Thuerk, Marketing Manager dari Digital Equipment Corporation (DEC), sebuah perusahaan komputer asal Amerika, pada 3 Mei 1978 ingin menyiarkan kabar seputar penjualan perdana komputer terbaru perusahaannya di Los Angeles dan San Mateo, California.

Atas sepengetahuan Carl Gartley, pemilik akun email yang dipinjam Thuerk, ia mengirimkan spam pertama ke jaringan komputer sejumlah unversitas dan lembaga pemerintahan yang dikenal dengan ARPAnet, yang merupakan nenek moyang jaringan Internet.

Saat itu, terdapat ribuan orang yang terhubung ke jaringan ARPAnet, dan sebagian besar dari mereka adalah ilmuwan komputer.

Thuerk sendiri bermaksud untuk mengirimkan email undangan bagi seluruh 400 anggota ARPAnet yang tinggal di kawasan pesisir barat Amerika Serikat.

Namun, bukannya mengirimkan email bagi tiap anggota itu satu per satu, seperti yang merupakan prosedur standar ketika itu, ia memutuskan untuk mengirimkan satu email saja ke seluruh 400 orang itu.

Sontak, langkah yang diambil Thuerk menyulut emosi komunitas ilmuwan yang tergabung dalam jaringan ARPAnet. Namun, upaya Thuerk membuahkan hasil, sejumlah korban yang ia kirimi ‘spam pertama di seluruh dunia’ itu akhirnya membeli produk yang dijual perusahaannya. Bahkan, dikutip dari Computer World, 6 Mei 2011, penjualan akibat spam itu mencapai nilai 13 sampai 14 juta dolar AS.

‘Kejahatan’ yang dilakukan Thuerk itu diabadikan dalam sebuah tayangan di jaringan televisi CBC bertajuk “SPAM: The Documentary.” Selain itu, ‘inovasi’ yang dibuat oleh Thuerk ini juga membuatnya tercatat dalam Guinness World Records sebagai bapak para spammer.

Saat ia melakukan apa yang ia perbuat ketika itu, Thuerk tidak menyadari bahwa tindakannya merupakan salah satu tindakan yang mengubah dunia komputer, khususnya dunia bisnis. Seperti diketahui, akibat ulah Thuerk, menurut data Symantec terakhir, sekitar 80 persen email yang dikirimkan di seluruh dunia saat ini merupakan email spam.

Namun demikian, dalam sebuah wawancara, Thuerk mengaku kondisi saat ini bukanlah kesalahannya. “Anda tidak bisa menyalahkan Wright Brothers (penemu pesawat terbang, red) akibat kecelakaan pesawat yang terjadi saat ini,” ucapnya.

courtesy : VIVA news
Selengkapnya...